Langsung ke konten utama

Teman Sepermainan

“Dehe” ucapnya sambil mengajakku berkenalan. Nama lengkapnya Dessi Hertawati, orang yang menyambut hangat di kantor saat hari pertamaku. Baru saja selesai memperkenalkan diri, dia sudah heboh ingin mentraktir susu murni kekinian lewat aplikasi online. Aku sebetulnya sama sekali tidak menyukai susu, tapi sebagai anak baru saat itu, aku berusaha ikut membaur saja dengan yang lain. Aku pilih rasa strawberry, rasa yang masih bisa aku terima, pikirku.

Tidak butuh waktu lama untuk dekat dengannya, karena selain kami memang satu tim, kami juga sering menghabiskan hari untuk hunting makanan bersama. Salah satu makanan favorit kami adalah Bakso Rusuk Samanhudi. Referensi bakso enak lainnya di Bandung. Mungkin kalau Samanhudi membuka membership seperti MLM, sekarang aku sudah bisa jalan-jalan dengan kapal pesiar dari banyaknya downline yang ikut mendaftar.


Bakso Rusuk Samanhudi (tanpa rusuk)

Banyak kemiripan diantara kami yang membuat aku langsung nyaman dan bisa menjadi diri sendiri setiap saat bersamanya. Kami seperti tidak pernah kehabisan topik tiap kali bertemu. Apa saja bisa menjadi bahan pembicaraan, mulai dari cerita kehidupan, susahnya menjadi anak pertama, sampai menertawakan hal-hal jorok yang ada di sekitar kami.

Pepatah tua mengatakan, jika ingin mengetahui sifat asli seseorang, pergilah ke tempat yang jauh bersamanya. Perjalanan paling epic sepanjang hidupku adalah saat kami harus menyeberang ke Sumatera dengan menyetir mobil secara bergantian. Kuncinya satu: berani dan saling percaya. Aku banyak belajar arti kata tangguh darinya. Aku tidak pernah takut kelaparan saat bersamanya tentu saja, karena dia selalu memastikan perutku dalam keadaan kenyang.

Jika ada yang mengamalkan nilai-nilai moral di pelajaran Kewarganegaraan dulu, bab rela berkorban dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi, aku yakin dialah orangnya. Dia setia kawan dan loyal terhadap sekelilingnya. Orang yang selalu sibuk membelikan kado ulang tahun, pernikahan, kelahiran anak, dan hari-hari bahagia lain untuk orang-orang terdekatnya. Kadang dalam beberapa hal aku cukup kesal melihat pengorbanannya untuk orang lain, dia tak ubahnya lilin yang menerangi sekitar tanpa sadar dirinya juga habis dilalap api. Tapi dia tetaplah dia, orang yang selalu bercita-cita untuk hidup minimalis tapi selalu tergoda pada pernak-pernik cantik penghias ruangan.

Komentar